BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Pemikiran
Membaca adalah salah satu
keterampilan yang memegang peranan penting dalam kehidupan, pada umumnya dan
khususnya dalam pendidikan yang modern. siapa
yang kurang berminat atau bahkan tidak berminat sama sekali untuk membaca maka
akan ketinggalan dalam segala hal, karena
dengan menbaca seseorang akan memperoleh pengetahuan lebih banyak tentang
segala segi latar belakang, serta manfaat bagi kehidupan manusia. Jika
dikaitkan dengan pendidikan modern, sangatlah besar pengaruhnya.
Dalam
perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat cepat seperti sekarang ini terasa
sekali bahwa kegiatan membaca boleh dikatakan tidak dapat terlepas dari
kehidupan manusia. Berbagai informasi sebagian besar disampaikan melalui media
cetak, dan bahkan yang melalui lisan pun bisa lengkapi dengan tulisan atau
sebaliknya. Oleh karena itu, terdapat kemungkinan suatu saat kegiatan membaca
akan menjadi kebutuhan hidup sehari-hari seperti yang terdapat dinegara-negara
maju. Disisi lain keterbatasan waktu dan selalu dihadapi oleh manusia tiu
sendiri. Hal itu didasarkan pada adanya kenyataan arus informasi berjalan
begitu cepat, kesibukanmanusia begitu cepat , kesibukan manusia sangat banyak,
sehingga waktu yang tersedia untuk membaca sangat terbatas. Padahal, kegiatan
membaca untuk dapat mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi tersebut mutlak
diperlukan.
Oleh karena itu, sebenarnya kini
manusia dihadapkan pada problema bagaimana mengatasi keterbatasan waktu itu,
dan dapat membaca dalam waktu yang relatif singkat, namun dapat memperoleh
informasi yang semaksimal. Dengan pernyataan lain, persoalan adalah bagaimana
melakukan kegiatan membaca secara efektif sehingga waktunya tidak banyak
terbuang. Untuk itu, salah satu cara
yang dapat kita tempuh adalah berlatih membaca secara krisis untuk meningkatkan
diri. Adapun bahan yang dapat berupa
bacaan apa saja, misalnya berita, petunjuk, dialog, sampai pada wacana
karya ilmiah.
Pengajaran
bahasa indonesia di SD, mengacu pada KBK atau KTSP. Keterampilan yang di
kembangkan mencangkup empat keterampilan, yakni (1). Menyimak dan
mendengatkan; (2) Berbicara; (3)Membaca;
(4)Menulis.
Saat ini banyak siswa SD yang masih
belum lancar
dalam membaca maka, salah satu program pemerintah adalah pemerataan dibidang
pendidikan. Pendidikan telah menjadi suatu bagian dari kebutuhan manusia. Untuk
mencapai jenjang pendidikan yang lenih tinggi, manusia berusaha belajar ( untuk
menambah pengetahuan). Dalam proses belajar itu diperlukan “ membaca” sebagai
salah satu untuk mencapai agar memperoleh hasil belajar yang baik.
Sehubungan dengan uraian tersebut
diatas, maka penulis merumuskan makalah ini dengan judul “ Peningkatan
Keterampilan Membaca”.
1.2 Rumusan
Masalah
Dengan melihat latar belakang yang
telah dikemukakan maka beberapa masalah yang dapt penulis rumuskan dan dibahas
dalam makalah ini adalah.
1. Apa
hakikat dan pengertian membaca?
2. Apa yang dimaksud dengan keterampilan membaca?
3. Kegiatan apa saja yang ada dalam
pembelajaran membaca?
4. Bagaimana
pengajaran dalam pembelajaran membaca?
5. Apa Tujuan Membaca ?
6. Apa
tujuan pembelajaran membaca?
1.3 Tujuan
Penulisan makalah dilakukan untuk
memenuhi tujuan-tujuan yang duharapkan bermanfaat. Secara terperinci, tujuan
makalah ini adalah :
1. Mengetahui
hakikat dan pengertian dari membaca.
2. Mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan membaca
3. Mengetahui
pengajaran dalam pembelajaran membaca.
4. Mengetahui Tujuan dari membaca
5. Mengetahui
Tujuan pembelajaran dan pengajaran membaca.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat
dan Pengertian Membaca
Dalam pengertian yang umum membaca sama
dengan berbahasa, berbahasa
berarti berkomunikasi. Membaca
adalah suatu proses yang di lakukan serta dipergunalan oleh pembaca untuk
memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis media kata-kata/bahasa
tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu
kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas , dan agar kata-kata
secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka
pesan yang tersurat dan tersirat tidak akan tertangkap atau dipahami, dan
proses membaca itu tidak terlaksana dengan baik.
Membaca adalah interaksi dengan bahasa
yang sudah dialih kodekan dalam tulisan, orang tersebut di pandang memiliki
keterampilan membaca. Apabila itu dihubungkan dengan siswa di SD, berarti
tujuan pembelajaran membaca adalah agar siswa memiliki keterampilan
berinteraksi dengan bahasa yang dialih kodekan dalam tulisan tersebut adalah
teks.
Proses membaca terdiri dari beberapa
aspek (1) aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami symbol-simbol tertulis,
(2) aspek perceptual, yaitu kemampuan untuk menginterpretasikan apa yang
dilihat sebagai symbol, (3) aspek schemata, yaitu kemapuan menghubungkan
informasi tertulis denga struktur pengetahuan yang telah ada, (4) aspek
berfikir, yaitu kemampuan membuat inferensi dan evaluasi dari materi yang
dipelajari, dan (5) aspek afektif, yaitu yang berkenaan dengan minat pembaca
yang berpengalaman terhadap kegiatan membaca.
Metode global timbul sebagai akibat
adanya pengaruh aliran psikologi gestalt, yang berpendapat bahwa suatu
kebuLatan atau kesatuan akan lebih bermakna dari pada jumlah bagian-bagiannya
2.2 Keterampilan
Membaca
Keterampilan
berbahasa ada empat. yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan
menulis. Membaca dapat dilihat sebagai suatu proses dan sebagai hasil. Membaca
sebagai suatu proses merupakan semua kegiatan dan teknik yang ditempuh oleh
pembaca yang mengarah pada tujuan melalui tahap-tahap tertentu (Burns, 1985).
Kegiatannya dimulai dari mengenali huruf, kata, ungkapan, frasa, kalimat dan
wacana, serta menghubungkannya dengan bunyi dan maknanya (Anderson, 1986).
Sejalan dengan itu, Kridalaksana (1993 : 135). Menyatakan bahwa membaca adalah
“ keterampilan mengenali dan memahami dalam bentuk pemahaman diam-diam atau
pengajaran atau pengajaran keras-keras”. Kegiatan membaca dapat bersuara, dapat
pula tidak bersuara.
Pembaca
harus mengenali konsep, dan kosa kata, serta latar yang terdapat dalam bacaan
(Burns, 1985). Model membaca sebagai proses memperoleh pemahaman ada tiga,
yaitu bawah ke atas (bottom up), atas ke bawah (top-down), dan interaktif
(interactive) (Ulit, 1995). Proses pemahaman bottom up dilakukan dengan
memahami kata, frasa, kalimat, paragraph dan wacana. Proses pemahaman top down
dilakukan melalui pemahaman wacana secara utuh yang bersifat prediktif kemudian
ditelaah makna paragraph, kalimat, frasa dan kata.
Dari
uraian secara singkat tentang proses membaca tersebut dapat disimpulkan bahwa
kegiatan membaca dengan (a) pengenalan
huruf atau aksara, (b) bunyi dari huruf atau rangkaian huruf, dan (c) makna
atau maksud, dan (d) pemahaman terhadap makna atau maksud berdasarkan konteks
wacana.
Membaca
sebagai hasil, berupa dicapainya komunikasi pikiran dan perasaan penulis dengan
pembaca. Komunikasi itu terjadi karena terdapat kesamaan pengetahuan dan asumsi
antara pembaca dan penulis. Komunikasi yang terjadi bergantung pada pemahaman
yang dirasakannya melalui semua proses membaca. Oleh karenanya, membaca sering
disebut proses konstruktif (menyusun gagasan atau maksud penulis).
Pemahaman
itu sangat dipengaruhi oleh pengalaman dan pengetahuan pembaca. Pembaca yang
memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih luas akan berpeluang lebih besar
untuk dapat mengembangkan pemahaman kata dan konsep bacaaan daripada yang
lainnya (Burns, 1985). Hal tersebut didasari oleh adanya asumsi bahwa penulis
pun mengungkapkan alur berpikir tertentu, dan mengikuti aturan bahasa yang
berlaku. Hakuta (1986) secara metaforis menyatakan dalam kaitannya dengan
tulisan, bahwa kata tanpa pikiran merupakan sesuatu yang mati, dan pikiran
tanpa kata-kata tinggal bayangan.
2.3 Teori Pengajaran Membaca
Pelajaran membaca disekolah dasar adalah
beberapa macam yaitu membaca teknik, membaca dalam hati, membaca bahasa,
membaca fustaka, membaca cepat dan membaca indah. Membaca tersebut ada yang
bertujuan untuk kelancaran membaca, menemukan isi bacaan, merasakan keindahan
bacaan.
Jenis-jenis
bacaan:
1.
Membaca
teknik
Pelajaran membaca teknik ini mencakup dua hal yaitu
pengajaran membaca dan pengajaran membacakan. Pengajaran membaca yang dimaksud
yaitu aktifitas tersebut untuk keeperluan siswa itu sendiri dan pihak lain.
Pembaca bertanggung jawab atas lau atau informasi kalimat, lafal kata,
kesenyapan, ketepatan tekanan suara. Bagi penyimak atau pendengarnya lebih
bertangung jawab terhadap isi bacaan karena mereka ini dipihak berkepentingan
terhadap aktifitas pembaca.
Perbedaan
membaca teknik dengan membaca dalam hati, yaitu:
a. Membaca
teknik sudah dapat dimulai ketika anak-anak masih duduk dikelas satu. Bobot
bahan yang diberikan hendaknya mendapat pertimbangan yang matang dari para
guru. Membaca dalam hati baru dapat dimulai pada anak sekolah dasar yang telah
duduk dikelas 3.
b. Membaca
dalam hati disiapkan untuk kelompok orang-orang yang telah dewasa, membaca
teknik lebih banyak diberikan pada siswa yang masih duduk dalam taraf belajar
membaca.
c. Membaca
dalam hati yang aktif bekerja adalah mata dan ingatan sedangkan membaca teknik
disamping mata dan ingatan masih ditambah lagi satu saran yaitu mulut, sebagai
penghasil suara.
d. Frekuensi
(jumlah) pemberian pembelajaran membaca dalam hati semakin tinggi kelas yang
diduduki oleh anak-anak semakin banyak diberikan. Sebaliknya, dengan pemberian
pelajaran membaca teknik semakin tinggi kelas yang diduduki oleh anak-anak
semakin berkurang.
e. Membaca
teknik dapat dilakukan untuk kepentingan orang lain. Membaca dalam hati hanya
untuk kepentingan membaca sendiri.
f.
Perolehan bacaan lebih banyak yang
dilaksanakan dengan membaca dalam hati dari pada yanv dilaksanakan dengan
pembaca teknik.
2.
Membaca
Dalam Hati
Pada hakikatnya merupakan kegiatan
membaca bagi orang yang telah dewasa, kebiasan membaca yang mereka lakukan
bukan lagi membaca nyaring atau pembaca bersuara tetapi membaca dalam hati. Jenis membaca ini,
melibatkan dua sarana kelengkapan hidup setiap manusia yaitu mata dan ingatan.
Materi membaca dalam hati disekolah dasar bertujuan untuk mendapatkan informasi
dari suatu bacaan, dengan memahami isi bacaan secara tepat dan cermat.
Beberapa keterampilan yang harus
dimiliki oleh pembaca dalam hati, yaitu:
a. Bacaan
dilaksanakan tanpa adanya suara, tanpa gerak-gerakan bibir
b. Bacaan
dilaksakan tanpa adanya gerak-gerakan kepala, misalnya mengangguk-angguk karena
puas
c. Jangan
memikirkan isi bacaan, seandainya isi tersebut tidak berkenaan hati.
d. Pembaca
memahami isi bacaan dilakukan secara atau dalam hati.
e. Pembaca
hendaknya berkonsentrasi baik fisik dan mentalnya.
3.
Membaca
Bahasa
Pelajaran ini mempunyai kesamaan membaca
dengan dalam hati, dalam hal tidak bersuaranya suatu aktifitas membaca itu
dilaksanakan pelajaran ini sudah dapat diberikan dikelas 3 sekolah dasar.
Tujuan dalam membaca bahasa adalah agar sekolah dasar semakin bertambah
pengetahuannya tentang seluk beluk
bahasa Indonesia.
Tujuan
membaca bahasa
Dari
pelajaran membaca ini siswa diharapkan akan bertambah wawasannya dalam hal:
a. Pengetahuan
kosa kata bahasa Indonesia
b. Pengetahuan
yang menyangkut tata bentukan kata (morfologi)
c. Pengetahuan
yang menyangkut tata kalimat bahasa Indonesia (sintaksis)
d. Pengetahuan
yang menyangkut masalah tata tulis bahasa Indonesia
e. Dapat
menanggapi dan menganalisis informasi yang tersusun oleh beberapa kalimat
kemudian membentuk suatu wacana.
4.
Membaca
Pustaka
Disekolah dasar diberi mata pelajaran
membaca pustaka. Mata pelajaran ini berguna untuk menambah informasi bebrapa bidang ilmu pengetahuan
yang tidak mereka peroleh dibangku sekolah, mengembangkan wawsan anak-anak atau
memberi selingan kepada anak dari bacaan-bacaan yang berat, menikmati keindahan
membaca (kasusuatraan). Membaca pustaka itu sebenarnya adalah buku-buku yang ada atau disediakan
oleh perpustakaan. Untuk mengatasi keadaan yang tidak menguntungkan ini,
terutama SD yang ada didaerah-daerah, maka guru dapat menganjurkan diluar
sekolah.
5.
Membaca
Cepat
Bukan berarti jenis membaca yang ingin
memperoleh jumlah bacaan atau halaman yang banyak dalam waktu singkat bahan
membaca cepat diperoleh dalam buku paket, buku rujukan, buku kumpulan cerita. Hal-hal
yang perlu dapat perhatian uru sebelum siswa melakukan membaca cepat ini, ada
baiknya guru menyampaikan hal-hal dibawah ini dengan tujuan agar maksud membaca
cepat ini tercapai.
1. Perlunya
adanya suasana lingkunan yang tenang
2. Anak dilatih mempercepat sasaran
pandangan mata sehingga dalam waktu yang pendek dapat menjangkau deretan kata
yang maksimal
3. Anak
dibiasakan atau dilatih jangan sampai mengeluarkan suara sewaktu membaca cepat
4. Guru
melatih siswa mencari inti bacaan tidak terletak dalam kata-kata, frase, atau
kalimat tetapi seandainya atau paling kecil pada suasan alinea (paragraf)
5. Siswa
agar dilatih selalu meningkatkan perolehan jumlah kata dalam waktu yang telah ditentukan
6.
Membaca
Indah (estetika)
Disebut juga membaca emosional, dinamai
demikian sebab menyangkut pada hal-hal yang berkaitan dengan keindahan atau
estetika yang dapat menambah emosi atau perasaan dari pembaca atau
pendengarnya. Dikelas 3 sekolah dasar pelajaran membaca indah ini sudah dapat
dimulai. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelajaran ini adalah siswa dapat
memperoleh suatu keindahan yang sumbernya bahasa atau keindahan yang bersumber
bacaan. Undur irama, intonasi, ketepatan ucapan memegang peranan yang sangat
penting.
Bahan pelajaran membaca indah ialah
puisi, prosa lirik, prosa lingkungan kesuastraan, bacaan-bacaan berupa dialog,
komik dan dapat juga berupa drama.
2.4 Kegiatan Membaca
1. Membaca Berita, Petunjuk, Dialog, Iklan dan Pidato
Berikut ini disajikan wacana berita,
petunjuk, dialog, iklan dan pidato. Bacalah baik-baik! Agar kegiatan anda dan bervariasi,
setiap selesai membaca satu wacana anda diharapkan melaksanakan tugas yang
diminta.
a.
Membaca
berita
Wacana berita biasanya berisi tentang informasi yang
mencangkup peristiwa apa yang terjadi, siapa saja yang terlibat dalam
peristiwa, dimana tempat terjadinya peristiwa, kapan terjadinya peristiwa,
bagaimana atau mengapa peristiwa itu terjadi.
b.
Membaca
Petunjuk
Petunjuk
biasanya berisi tentang bagaimana sesuatu harus dilakukan atau dijalankan. Sesuatu tersebut dapat berupa prosedur,
dapat pula berupa pilihan prosedur, dapat pula berupa pilihan prosedur,
misalnya pembuatan kue, anyaman, pakaian, penggunaan obat-obatan, penggunaan
akta tanah. Yang berkaitan pilihan, misalnya, setelah lulus SMA harus
melanjutkan studi, kursus, atau bekerja. Dua muda-mudi yang berpacaran ternyata
menjumpai masalah yang kemudian dikonsultasikan; informasi yang disampaikan
oleh konsultasinya itu biasanya berupa petunjuk atau saran.
c. Membaca Dialog
Dialog
berasal dari bahasa Yunani, yaitu dia yang berati dua dan legein
yang berarti berbicara.Jadi arti dialog adalah dua orang berbicara secara
bergantian.Dalam dialog terjadi pertukaran pokok
pembicaraan. Komunikator harus mengetahui feedback komunikan dan setelah itu dapat
menyampaikan isi pernyataan berupa feedback. Dalam dialog komunkator dapat
mengetahui dengan jelas maksud feedback
komunikan.
Contoh
dasar dari dialog:
Ibu: "Kau harus masuk jurusan
sejarah, nak"
Aa : "Ya, Bu"
Ibu: "Kau anak yang manis ya"
Aa : "Ibu bisa saja"
Ibu: "Kau setelah lulus harus
segera menikah"
Aa : "Baik Bu"
Ibu: "Nanti ibu carikan jodoh
mu"
Aa : "Tidak usa bu, aku bisa cari
sendiri"
Dalam contoh
percakapan tersebut telah terjadi dialog. Dengan jumlah proses ibu menjadi
komunikator sebanyak empat kali dan Aa juga menjadi komunikator sebanyak empat
kali. Kemudian Ibu menjadi komunikan sebanayk empat kali dan Aa menjadi
komunikan juga sebanyak empat kali.Inilah yang dinamakan dialog, kedua belah
pihak sama-sama menentukan pokok pembicaraan dan sama-sama memahami isi
pernyataan.
d.
Membaca
Iklan
Iklan
biasanya berusaha mempengaruhi pembaca atau pendengar yang tujuannya agar
pembaca atau pendengar tersebut mengikuti atau melakukan sesuai dengan yang
dikehendakinya. Iklan disajikan dengan berbagai macam-macam cara, atau gaya,
misalnya membujuk, memberi contoh, menganjurkan atau memberikan informasi saja.
Iklan ada yang berupa gambar, tulisan, dan campuran. Gambar iklan bisa
bermacam, misalnya gambar produk, manusia logo. Tujuan akhir iklan adalah agar
orang lain mau memanfaatkan produk atau jasa yang ditawarkan.
e.
Membaca
Pidato
Pidato
merupakan kegiatan lisan, meski kadang-kadang dilakukan dengan membacakan teks
yang telah dipersiapkan sebelumnya. Pidato dapat berisi pengarahan, laporan, penyampaian
informasi dan sebagainya bergantung peranan yang ada pada penyampaian
pidato.
2. Membaca karya ilmiah
popular berbagai
bidang
Karya ilmiah populer berbeda dengan
bacaan umum lainnya. Bacaan karya ilmiah popular merupakan sajian secara
ilmiah, tetapi menggunakan bahasa yang umum, tidak menggunakan istilah teknis
atau istilah bidang keilmuan. Oleh karena itu bacaaan ilmiah populer dapat dipahami oleh pembaca secara
umum, tidak harus ahli di bidang ilmu yang dibacanya. Karya Ilmiah terbagi beberapa fokus diantarannya :
A. Membaca
Karya Ilmiah Bidang Seni
B. Membaca
Karya Ilmiah Bidang IPS
C. Membaca
Karya Ilmiah Bidang IPA
D. Membaca
Karya Ilmiah Bidang PPKN
E. Membaca
Karya Ilmiah Bidang Pendidikan Jasmani
2.5 Tujuan Membaca
Tujuan setiap membaca adalah memahami
bacaan yang dibacanya. Dengan demikian, pemahaman merupakan paktor yang amat
penting dalam membaca.
Guru perlu menciptakan kondisi yang
memungkinkan interaksi antara beberapa pihak dapat terjadi. Untuk itu guru
perlu membuet perencanaan yang matang
Pembelajaran
membaca harus mempunyai tujuan yang jelas, yaitu:
1. Menikmati
keindahan yang terkandung dalam bacaan
2. Membaca
bersuara untuk memberikan kesempatan kepada siswa menikmati bacaan
3. Menggunakan
strategi tertentu untuk memahami bacaan
4. Menggali
simpanan pengetahuan atau skemata sisiwa tentang suatu topic
5. Menghubungkan
pengetahuan baru dengan skemata siswa
6. Mencari
informasi untuk pembuatan laporan yangakan disampaikan dengan lisan atau
tulisan
Arti
skemata siswa: kecepatan mata atau kecepatan memahami sesuatu.
Kemampuan
membaca
2.6 Tujuan Pembelajaran dan
Pengajaran Membaca
Seperti Anda ketahui jenjang pendidikan
di SD dibagi menjadi dua yaitu kelas rendah dan kelas tinggi. Kelas rendah SD yaitu
1 dan 2, sedangkan kelas tinggi yaitu kelas 3 sampai kelas 6. Kalau tujuan
membaca di kelas rendah bersifat mekanis, yang biasanaya disebut Membaca
Pemulaan maka tujuan membaca di kelas tinggi merupakan kelanjutan dari membaca
di kelas rendah yang biasanya disebut Membaca Lanjut yang penekanannya pada
pemahamannya.
Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi
ini melatih siswa dalam keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension
skill) yang mencangkup aspek-aspek berikut ini.
1. Memahami
pengertian sederhana
2. Memahami
signifikansi atau makna (antara lain maksud dan tujuan pengarang
relevansi/keadaan kebudayaan, reaksi pembaca)
3. Evaluasi
atau penilaian (isi, bentuk)
4. Kecepatan
membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan
Selanjutnya
Henry Guntur Tarigan menjelaskan bahwa membaca di kelas rendah masih bersifat
mekanis (mechanical skills) maka aktivitas yang paling sesuai adalah membaca
nyaring (mambaca bersuara), sedangkan untuk kelas tinggi ditekankan pada
pemahaman (comprehension skill) dan aktivitas yang tepat.
Adapun tujuan pengajaran membaca menurut pendapat Oemar
Hamalik ialah :
1.
Memperkaya
dan memperkuat pengalaman anak-anak.
2.
Memperluas
dan memperbaiki minat dan perasaan membaca.
3.
Memperbesar
penyesuaian diri anak kepada lingkungan.
4.
Memberikan
kesempatan dalam mengembangkan kecakapan dan minat rekreasi yang berharga.
5.
Mengembangkan
perasaan berani dalam menganalisa ide secara kritis.
6.
Membina
keterampilan dalam mencari keterangan-keterangan yang diperlukan.
7.
Mengembangkan
kecakapan dasar, seperti pengenalan kata-kata, pengertian dan kecakapan
membaca.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Membaca adalah interaksi dengan bahasa
yang sudah dialih kodekan dalam tulisan, orang tersebut di pandang memiliki
keterampilan membaca. Keterampilan
berbahasa ada empat. yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan
menulis. Kegiatan Membaca meliputi Membaca Berita, Petunjuk, Dialog, Iklan, Pidato.
Jenis – jenis Membaca Meliputi : Membaca Tehnik, Membaca
dalam hati, Membaca Bahasa, Membaca Pustaka, Membaca Cepat, Membaca Indah.
Tujuan setiap membaca adalah memahami
bacaan yang dibacanya. Dengan demikian, pemahaman merupakan faktor yang amat
penting dalam membaca.
3.2 Saran
Sebaiknya
seorang guru memiliki keterampilan
membaca dengan metode yang baik, sehingga dapat mengajarkan siswa bagaimana
membaca dengan metode yang baik. Selain itu, guru dituntut meningkatkan keterampilan
membaca yang baik agar dapat menyampaikan informasi dengan baik kepada siswa.