Cari Blog Ini

GEOMETRI DASAR SEGI EMPAT



BAB I
PENDAHULUAN

1.      LATAR BELAKANG

Pelajaran matematika merupakan pelajaran yang dapat di katagorikan sebagai pelajaran yang sulit bagi semua kalangan, baik anak-anak bahkan orang dewasa sekalipun. Begitu juga pelajaran matematika di SD juga demikian. Pelajaran metematika di SD juga merupakan pelajaran yang sulit bagi anak-anak SD khususnya di kelas rendah. Matematika bisa menjadi mudah dan menyenangkan dipelajari tergantung dari guru tersebut bagaimana dia menggunakan model dan metode pembelajaran yang sesuai bagi anak didiknya.

Sebenarnya pengenalan berbagai bentuk bangun datar bukan merupakan topik yang terlalu sulit diajarkan. Hanya saja, selama ini guru seringkali kurang memperhatikan batasan–batasan sejauh mana meteri yang perlu diberikan kepada siswa. Berdasarkan pengamatan dilapangan, sering kali siswa Sekolah Dasar sudah diberikan berbagai macam definisi yang sebenarnya tidak perlu, seperti definisi sudut siku–siku dan sebagainya. Terkadang juga guru langsung memberikan drill informasi tentang suatu bentuk bangun datar. Hal ini sebenarnya kurang efektif, karena seharusnya siswa mengalami langsung proses pengidentifikasian berbagai bentuk bangun datar tersebut, melalui langkah–langkah yang akan disajikan dalam makalah ini. Pada intinya, pengenalan bangun datar bagi siswa Sekolah Dasar hanya ditekankan pada pengenalan bentuk bangun, serta analisis ciri bangun tersebut melalui pengamatan.

Pembelajaran geometri menurut Van Hielle harus sesuai dengan tahap pemahaman siswa. Dalam memperkenalkan bangun geometri, guru perlu memberikan penekanan pada bagian–bagian yang menjadi sifat (ciri) utama dari bangun tersebut. Van Hielle menyatakan bahwa terdapat 5 tahapan pemahaman geometri, yaitu tahap pengenalan, tahap analisis, tahap pengurutan, tahap deduksi dan tahap keakuratan.

2.      RUMUSAN MASALAH
a.       Bagaimana konsep dasar teori belajar Van Hielle?
b.      Bagaimana implementasi teori belajar Van Hielle dalam pembelajaran geometri?
c.       Bagaimana pengembangan model pengenalan geometri datar segi empat oleh guru?
d.      Pendekatan apa yang dilakukan oleh guru untuk mengarkan materi geometri datar segi empat?

3.      TUJUAN
a.       Mengetahui konsep dasar teori belajar Van Hielle.
b.      Mengetahui implementasi teori belajar Van Hielle dalam pembelajaran geometri.
c.       Mengetahui pengembangan model pengenalan geometri datar segi empat oleh guru.
d.      Mengetahui pendekatan yang dilakukan oleh guru untuk mengarkan materi geometri datar segi empat

4.      MANFAAT
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi kita semua. Khususnya bagi kami, selain untuk menyelesaikan tugas yang diberikan, makalah ini membantu kami untuk lebih mempelajari tentang model apa yang pantas dan harus digunakan untuk mengajar matematika, agar pembelajaran tersebut dapat menyenangkan. Kami harap makalah ini juga dapat bermanfaat bagi semua orang yang membutuhkan dan haus akan ilmu pengetahuan.


BAB II
URAIAN MATERI

A.    Tahap Proses Belajar Mengajar
Bila guru melaksanakan proses belajar mengajar (KBM) diharapkan akan mengandung makna bahwa: guru tersebut mempunyai aktifitas mengatur kelas dengan sebaik-baiknya dan menciptakan kondisi yang kondusif sehingga siswa dapat belajar dengan baik. Belajar disini mengandung arti bahwa siswa aktif kegiatan yang bertujuan. Ditingkat sekolah dasar keberhasilan belajar siswa hamper seluruhnya terletak pada usaha guru untuk memeahami proses belajar siswa.

Menurut Estiningsih (1994) pada umumnya proses belajar mengajar dapat digambarkan sebagai 3 kegiatan yang berurutan sebagai berikut.
input
output
proses
 




1.      Input
Input merupakan lejadian pertama yang menggambarkan siswa yang memiliki sejumlah materi persyaratan dari kkonsep yang akan dipelajari, sikap, dan motivasi belajar. Sedangkan dari pihak guru merupakan persiapan yang harus direncanakan dengan baik meliputi pengetahuan persaratan yang telah dimiliki siswa, pendekatan /strategi /metode/ teknik dan saran belajar.

2.      Proses
Proses merupakan kegiatan kedua yang menggambarjan proses belajar mengajar. Pihak guru dalamkegiatan ini harus berusaha semaksimal mungkin agar guru merasa siap, senang, termotivasi untuk belajar. Saat erjadi proses belajar mengajar kegiatan yang terjadi dapat digolongkan menjadi 3 macam yaitu penanaman konsep, pemahaman konsep, dan pembinaan keterampilan.

a.       Tahap Penanaman Konsep
Tahap ini menitik beratkan pengajaran konsep baru yang harus dipelajari oleh siswa. Untuk mengkongkritkan konsep baru tersebut siswa dapat diberi kegiatan yang mengoptimalkan fungsi panca indra mereka seperti: melihat, meraba, mendengar, dan mengkomunikasikan.
Dari materi-materi GBPP Matematika, guru harus memilih dan menjabarkannya menjadi kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan tahapan penanaman konsep ini. Sedangkan media yang disiapkan harus sesuai dengan materi dan kegiatan belajar pada jenjang kelas yang dimaksud. Waktu yang digunakan dalam tahapan ini sepenuhnya ditentukan dan dikelola oleh guru. Lamanya kegiatan tergantung pada kepadatan, keluasan, dan tingkat kesulitan yang diajarkan. Apabila materi mudah dan kegiatan yang dipilih singkat  maka kadang kadang dari tahapan penanaman konsep dapat langsung menuju tahapan berikutnya yaitu tahapan pemahaman konsep. Tatapi akan lebih baik dan berarti bagi siswa apabila kegatan pada penanaman konsep dan pemahaman konsep direncanakan terpisah.

b.      Tahapan Pemahaman Konsep
Tujuan dari pemahaman ini adalah memantapkan dan memperluas pengetahuan siswa, serta terapan untuk memecahkan masalah dari konsep yang telah dipelajari pada tahapan penanaman konsep. Bentuk kegiatan dapat berupa mendengar, melihat, memecahkan masalah, menerapkan konsep dalam masalah serta mengkomunikasikan penyelesaian masalah.

c.       Tahapan Pembinaan Keterampilan
Tujuan utama dari tahapan ini adalah melatih keterampilan siswa dalam menggunakan konsep yang telah didapat untuk memecahkan masalah. Pembinaan dapat dilakukan dalam bentuk mencongak, berlomba, soal cerita, pemecaham masalah. Waktu yang digunakan pada tahapan ini dibatasi, sesuai dengan kegiatan yang dipilih.

3.      Output
Kejadian ketiga merupakan hasil dari proses belajar yang dapat berupa bertambahnya pengetahuan, keterampilan, dan nilai sikap.

B.     Merupakan Pembelajaran di Kelas
Untuk mengelola suatu pengajaran di kelas seorang guru akan mengalami tugas yang berurutan sebagai berikut.
1.      Mempelajari GBPP mata pelajaran yang akan dipelajari. Untuk Kegiatan ini guru perlu memberikan perhatian yang cukup pada objek yang ia pelajari agar mendapatkan pemahaman yang benar tentang:
A. kompetensi dasar yang harus dipelajari oleh siswa
b. materi pokok dan uraian materi
c. tahapan KBM (kegiatan belajar mengajar)
d. media dan buku-buku sumber, baik paket maupun buku sumber pendamping.

2.      Merencanakan kegiatan untul satu semester atau setahun. Program masih terbatas pada hal-hal yang pokok seperti yang dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan.
a.       Mengidentifikasi uraian materi dan materi pokok yang mengandung konsep dasar, konsep terkembang, dan keterampilan.
b.      Menentukan waktu setiap satuan materi

3.      Menyusun rencana pembelajaran itu adalah rencana tersebut disusun sendiri oleh guru yang akan melaksanakannya, karena bila guru yang menyusun maka pelaksanaannya akan lebih konkret. Untuk keperluan tersebut maka guru harus melaksanakan :
a.       Mengidentifikasi kemampuan kelas ( siswa, materi pelajaran, sarana, lingkungan)
b.      Menyusun silabus pembelajaran
c.       Menyusun RPP secara lengkap
4.      Melaksanakan rencana pembelajaran yang disusunnya sendiri oleh guru merupakan urutan tugas yang keempat. Dua hal yang diharapkan untuk dilakukan guru pada urutan tugas ini adalah:
a.       Mengelola KBM
b.      Mengadministrasikan kejadian-kejadin dalam KBM
5.      Menilai pelaksanaan rencana pembelajaran
Untuk tugas ini guru dapat melakukan hal-hal:
a.       Mempelajari catatan pelaksanaan rencana pembelajaran
b.      Melentukan langkah selanjutnya bagi kelas dan pelayanan khusus bagi siswa yang membutuhkan
c.       Membuat rencana tindak lanjut
6.      Melaksanakan rencana tidak lanjut. Kegiatan Kemudian akan berulang kembali pada urutan tugas yang pertama apabila guru berpindah tugas ke tingkat kelas yang lain. Apabila guru bertugas mengajar pada tingkat kelas yang sama, maka sirkulasi tugas akan berulang ke tugas pada urutan ketiga yaitu menyusun rencana pembelajaran.
Ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan keenakan urutan tugas tersebut, terutama yang berkenaan dengan kegiatan belajar mengajar, yaitu:
(1)   Materi yang akan dipelajari siswa harus mengandung konsep-konsep yang sudah dimiliki dalam perbendaharan pengetahuan siswa
(2)   Macam dan bentuk kegiatan belajar harus sesuai dengan kemampuan siswa untuk melakukannya
(3)   Cara mencatat hasil kerja yang dapat dilakukan siswa juga harus ditentuka agar siswa  dapat mengadakan penilaian pada akhir kegiatannya
(4)   Fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan belajar perlu dipersiapkan degan baik
(5)   Penilaian guru hatus dilakukan baik terhadap proses maupun hasil belajar siswa
(6)   Waktu yang alokasikan untuk kegiatan belajar mengajar harus cukup agar tidak menjadi kendala bagi kebersihan siswa.

Dengan memperhatikan keenam hal tersebut diatas, diharapkan kegiatan belajar yang direncanakan guru dapat mendidik siswa mampu berkembang dan termotivasi untuk belajar.
C.     Menyusun Rencana Pembelajaran
Pada dasarnya rencana pembelajaran memuat 4 komponen-komponen utama pokok sebagai berikut :
1.      Identitas mata pelajaran yang meliputi
-          Nama mata pelajaran
-          Kelas / semester
-          Alokasi waktu
2.      Kompetensi yang akan dicapai siswa
a.       Standar kompetensi yaitu merupakan kebulatan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai dalam mempelajari suatu mata pelajaran (ada pada kurikulum)
b.      Kompetensi dasar merupakan jabaran dari standar kompetensi yaitu gambaran dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimal yang harus dikuasai dan dapat diperagakan oleh siswa (ada pada kurikulum)
c.       indikator pencapaian kompetensi merupakan ciri atau tanda-tanda pencapaian hasil belajar berupa kompetensi dasar yang lebih spesifik yang dapat dijadikan ukuran untuk menilai ketercapaian hasil belajar
d.      kompetensi prasyarat yang harus sudah dikuasai siswa merupakan kompetensi yang sudah harus dikuasai oleh siswa untuk mencapai kompetensi berikutnya.
3.      Materi pokok besrta uraiannya
Merupakan pokok-pokok materi yang harus dipelajari oleh siswa sebagai sarana pencapaian kemampuan dasar. Materi pokok dapat diuraikan menjadi sub-sub materi
4.      Strategi pembelajaran
Merupakan kegiatan yang secara kongkret harus dilakukan oleh siswa dalam berinteraksi dengan materi pelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar.
5.      Media / Sumber bahan / Alat
Media yang dimaksud disini adalah media yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran dalam mencapai kompetensi dasar.
6.      Penilaian dan tindak lanjut
Peniliaian dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh kompetensi yang telah dicapai oleh siswa. Yaitu merupakan instrument dan prosedur yang digunakan serta tindak lanjut hasil penilaian, missal remidi dan pengayaan.
7.      Sumber bahan / Alat
Dapat berupa bahan teks dan bahan penunjang lain, missal jurnal, Koran, buku terbitan berkala. Pemilihan sumber bahan hendaknya diupayakan sebaik dan selengkap mungkin agar siswa mendapat pengalaman belajar yang beragam.
8.      Langkah – langkah pembelajaran
Langkah – langkah pembelajaran ini mencakup:
a.       Kegiatan awal
Pada kegiatan ini mencakup apersepsi untuk mengingatkan materi prasyarat (kompetensi prasyarat) dikuasai siswa untuk menuju kompetensi yang akan dicapai selanjutnya.
b.      Kegiatan inti
Merupakan inti dari pembelajaran.
c.       Kegiatan akhir
Berisi rangkuman materi, pemberian tugas.

1.      KONSEP DASAR TEORI BELAJAR VAN HIELLE

A.    Lima Tahap Pemahaman Geometri
1)      Tahap Pengenalan
Pada tahap ini siswa hanya baru mengenal bangun – bangun geometri seperti bola, kubus, segitiga, persegi, dan bangun – bangun geometri lainnya. Seandainya kita hadapkan dengan sejumlah bangun – bangun geometri, anak dapat memilih dan menunjukkan bentuk segitiga. Pada tahap pengenalan anak belum dapat menyebutkan sifat – sifat dari bangun – bangun geometri yang dikenalnya sifat – sifat dari bangun – bangun geometri yang dikenalnya itu. Sehingga bila kita ajukan pertanyaan seperti “apakah pada sebuah persegi panjang, sisi-sisi yang berhadapan panjangnya sama?”, “apakah pada suatu persegi panjang kedua diagonalnya sama panjang?”. Untuk hal ini, siswa tidak akan bisa menjawabnya. Guru harus memahami betul karakter anak pada tahap pengenalan, jangan sampai, anak diajarkan sifat – sifat bangun – bangun geometri tersebut, karena anak akan menerimanya melalui hafalan bukan dengan pengertian.

2)      Tahap Analisis
Bila pada tahap pengenalan anak belum mengenal sifat – sifat dari bangun – bangun geometri, tidak demikian pada tahap Analisis. Pada tahap ini anak sudah dapat memahami  sifat – sifat dari bangun – bangun geometri. Pada tahap ini anak sudah mengenal sifat – sifat bangun geometri, seperti pada sebuah kubus banyak sisinya ada 6 buah, sedangkan banyak rusuknya ada 12. Seandainya kita tanyakan apakah kubus itu balok?, maka anak pada tahap ini belum bisa menjawab pertanyaan tersebut karena anak pada tahap ini belum memahami hubungan antara balok dan kubus. Anak pada tahap analisis belum mampu mengetahui hubungan yang terkait antara suatu bangun geometri dengan bagun geometri lainnya. 

3)      Tahap Pengurutan
Pada tahap ini pemahaman siswa terhadap geometri lebih meningkat lagi dari sebelumnya yang hanya mengenal bangun – bangun geometri beserta sifat – sifatnya, maka pada tahap ini anak sudah mampu mengetahui hubungan yang terkait antara satu bangun geometri dengan bangun geometri lainnya. Anak yang berada pada tahap ini sudah memahami pengurutan bangun – bangun geometri. Misalnya, siswa sudah mengetahui jajar genjang itu trapesium, belah ketupat adalah layang – layang, kubus itu adalah balok. Pada tahap ini anak sudah mulai mampu untuk melakukan penarikan kesimpulan secara deduktif, tetapi masih pada tahap awal, artinya belum berkembang baik. Karena masih pada tahap awal, siswa masih belum mampu memberikan alasan yang rinci ketika ditanya mengapa kedua diagonal persegi panjang itu sama, mengapa kedua diagonal pada persegi saling tegak lurus.

4)      Tahap Deduksi
Pada tahap ini anak sudah memahami deduksi, yaitu mengambil kesimpulan secara deduktif. Pengambilan kesimpulan secara deduktif yaitu penarikan kesimpulan dari hal - hal yang bersifat khusus. Sebagai contoh untuk membuktikan bahwa jumlah sudut – sudut dalam jajar genjang adalah 3600 secara deduktif dibuktikan dengan menggunakan prinsip kesejajaran. Pembuktian secara induktif yaitu dengan cara memotong – motong sudut – sudut benda jajargenjang, kemudian setelah itu ditunjukkan semua sudutnya membentuk sudut satu putaran penuh atau 3600 belum tuntas dan belum tentu tepat.
      Anak pada tahap ini telah mengerti pentingnya peranan unsur – unsur yang tidak didefinisikan, disamping itu unsur – unsur yang didefinisikan, aksioma atau problem, dan teorama. Anak pada tahap ini belum memahami kegunaan dari suatu sistem deduktif. Oleh karena itu anak pada tahap ini belum dapat menjawab pertanyaan “mengapa sesuatu itu disajikan teorama atau dalil”.

5)      Tahap Keakuratan
Tahap terakhir dari perkembangan kognitif anak dalam memahami geometri adalah tahap keakuratan. Pada tahap ini anak sudah memahami betapa pentingnya ketepatan dari prinsip – prinsip dasar yang melandasi suatu pembuktian. Anak pada tahap ini sudah memahami mengapa sesuatu itu dijadikan postulat atau dalil.

B.     FASE – FASE PEMBELAJARAN GEOMETRI
1)      Fase Informasi
Pada awal tingkat ini, guru dan siswa menggunakan tanya jawab dan kegiatan tentang objek – objek yang dipelajari pada tahap berfikir siswa. Dalam hal ini objek yang dipelajari adalah sifat komponen dan hubungan antar komponen bangun – bangun segi empat. Guru mengajukan pertanyaam kepada siswa sambil melakukan observasi . Tujuan dari kegiatan ini adalah (1) guru mempelajari pengalaman awal yang dimiliki siswa tentang topik yang dibahas. (2) guru mempelajari petunjuk yang muncul dalam rangka menentukan pembelajaran selanjutnya yang akan diambil.



2)      Fase Orientasi
Siswa menggali topik yang dipelajari melalui alat – alat yang dengan cermat telah disiapkan guru. Aktivitas ini akan berangsur – angsur menampakkan kepada siswa struktur yang memberi ciri-ciri sifat komponenn dan hubungan antar komponen suatu bangun segi empat. Alat ataupun bahan dirancang menjadi tugas pendek sehingga mendatangakn respon khusus.

3)      Fase Penjelasan
Berdasarkan pengalaman sebelumnya, siswa menyatakan pandangan yang muncul mengenai struktur yang diobservasi. Disamping itu, untuk membantu siswa menggunakan bahasa yang tepat dan akurat, guru memberi bantuan sesedikit mungkin. Hal tersebut berlangsung sampai sistem hubungan pada tahap berfikir mulai tampak nyata.

4)      Fase Orientasi Bebas
Siswa menghadapi tugas – tugas yang lebih kompleks berupa tugas yang memerlukan banyak langkah, tugas yang dilengkapi dengan banyak cara, dan tugas yang open-ended. Mereka memperoleh pengalaman dalam menemukan cara mereka sendiri, maupun dalam menyelesaikan tugas–tugas. Melalui orientasi diantara para siswa dalam bidang investigasi, banyak hubungan antar objek menjadi jelas.

5)      Fase Integrasi
Siswa meninjau kembali dan meringkas apa yang telah dipelajari. Guru dapat membantu siswa dalam membuat sintesis ini dengan melengkapi survei secara global terhadap apa yang telah dipelajari. Hal ini penting, tetapi kesimpulan ini tidak menunjukkan sesuatu yang baru. Pada akhir fase kelima ini siswa mencapai tahap berfikir yang baru. Siswa siap untuk mengulangi fase – fase belajar pada tahap sebelumnya.

2.      IMPLEMENTASI TEORI BELAJAR VAN HIELLE DALAM PEMBELAJARAN GEOMETRI

Supaya anak dapat memahami geometri dengan pengertian, pembelajaran geometri harus disesuaikan dengan tahap berfikir anak. Jadi, jangan sekali – kali memberi pembelajaran materi yang sebenarnya berada diatas tahap berfikirnya. Selain itu, hindarilah siswa untuk menyesuaikan dirinya dengan tahap pembelajaran guru, tetapi yang terjadi harus sebaliknya.
Agar topik materi geometri dapat dipahami dengan baik, anak mempelajari topik – topik tersebut berdasarkan urutan tingkat kesukarannya dimulai dari tingkat yang paling mudah sampai dengan tingkat yang paling rumit dan kompleks.

A.    Model pemahaman segi empat menurut Van Hielle!
SEGI EMPAT
PERSEGI
PERSEGI PANJANG
SEMBARANG
BELAH KETUPAT
JAJAR GENJANG
LAYANG-LAYANG
TRAPESIUM
 









1)      Persegi
a.       Keempat sisinya sama panjang
b.      Keempat sudutnya sama besar
2)      Persegi panjang
a.       Sisi yang berhadapan sama panjang
b.      Keempat sudutnya sama besar

3)      Belah ketupat
a.       Keempat sisinya sama panjang
b.      Sudut yang berhadapan sama panjang
4)      Jajar genjang
a.       Sisi yang berhadapan sama panjang
b.      Sudut yang berhadapan sama besar
5)      Trapesium
a.       Satu pasang sisi yang berhadapan sejajar

Layang – layang
a.       Dua pasang sisi yang tidak berhadapan sama panjang
b.      Satu pasang sudut yang berhadapan sama besar

B.     Pembelajaran yang dilaksanakan pada setiap fase pembelajaran
1)      Aktivitas yang dilaksanakan pada fase 1 (Informasi)
a.       Dengan memakai gambar bermacam – macam bangun segi empat, siswa diinstruksikan untuk memberi nama masing – masing bangun.
b.      Guru mengenalkan kosakata khusus, seperti simetri lipat, simetri putar, sisi berhadapan, sudut berhadapan dan sisi sejajar.
c.       Dengan metode tanya jawab, guru menggali kemampuan awal siswa.

2)      Aktivitas yang dilaksanakan pada fase 2 (Orientasi)
Siswa disuruh membuat suatu model bangun segi empat dari kertas.
a.       Dengan menggunakan model bangun tersebut serta kertas berpetak siku-siku, siswa diintruksikan untuk menyelidiki:
·         Banyaknya sisi berhadapan yang sejajar
·         Sudut suatu bangun siku – siku atau tidak
b.      Dengan mengguanakan suatu model bangun, siswa diminta untuk melipat model bangun tersebut. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menemukan sumbu simetri. Selanjutnya siswa diintruksikan untuk menyelidiki banyaknya sumbu simetri yang dimiliki oleh suatu bangun.
c.       Melipat model tersebut pada diagonalnya, kemudian menempatkan yang satu diatas yang lain. Siswa diminta untuk menyelidiki banyaknya pasangan sudut berhadapan yang besarnya sama.
d.      Memotong pojok yang berdekatan, kemudian menempatkan salah satu sisi potongan pertama berimpit dengan salah satu sisi potongan yang kedua. Siswa diminta untuk menyelidiki apakah sudut yang berdekatan membentuk sudut lurus.
e.       Memotong semua pojoknya dan menempatkan potongan – potongan tersebut sedemikian sehingga menutup bidang rata. Selanjutnya siswa diminta untuk menyelidiki apakah keempat sudut tersebut membentuk sudut putaran.
·         Siswa diinstruksikan untuk mengukur panjang sisi – sisi suatu segi empat, apakah ada sisi yang sama panjang?
·         Siswa diinstruksikan untuk mengukur diagonal suatu segi empat, apakah diagonalnya sama panjang?



3)      Aktivitas yang dilaksanakan pada fase 3 (Penjelasan)
Siswa diberi bermacam – macam potongan segi empat. Mereka diminta untuk mengelompokkan segi empat berdasarkan sifat – sifat tertentu seperti:
a.       Segi empat yang mempunyai sisi sejajar.
b.      Segi empat yang mempunyai sudut – sudut siku – siku.
c.       Segi empat yang mempunyai sisi – sisi sama panjang.

4)      Aktivitas yang dilaksanakan pada fase 4 (Orientasi Bebas)
Dengan mengguanakan potongan segitiga, siswa diminta untuk membentuk segi empat, dan menyebutkan nama segi empat yang telah terbentuk.

5)      Aktivitas yang dilaksanakan pada fase 5 (Integrasi)
Siswa dibimbing untuk menyimpulkan sifat – sifat segi empat tertentu, seperti:
a.       Sifat Persegi adalah: …….
b.      Sifat Persegi panjang adalah: …….
c.       Sifat Belah ketupat adalah: …….
d.      Sifat Jajar genjang adalah: …….
e.       Sifat Layang – layang adalah: …….
f.       Sifat Trapesium adalah: …….
3.   PENGEMBANGAN MODEL PENGENALAN GEOMETRI DATAR SEGI EMPAT
      OLEH GURU

Siswa diminta untuk membawa kertas karton dengan ukuran panjang 50 cm dan lebar 30 cm. dari karton tersebut guru dan siswa sama – sama melipat untuk mendemonstrasikan pembelajaran geometri datar segi empat.

4.   PENDEKATAN YANG DILAKUKAN UNTUK MENGAJARKAN GEOMETRI DATAR SEGI EMPAT

      Pendekatan yang dilakukan untuk mengajarkan geometri datar segi empat yang pas menurut kami adalah pendekatan keterampilan proses. Karena pada pendekatan ini siswa dituntut untuk lebih aktif dan ikut mengalami langsung pengidentifikasian materi dalam proses kegiatan belajar mengajar. Sesuai dengan pengertian pendekatan keterampilan proses yang pada hakikatnya adalah suatu pengelolaan kegiatan belajar–mengajar yang berfokus pada pelibatan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar.

Dengan pendekatan keterampilan proses ini siswa terlibat langsung dengan objek nyata sehingga dapat mempermudah pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran, siswa menemukan sendiri konsep – konsep yang dipelajari, melatih siswa untuk berfikir kritis dan aktif dalam pembelajaran.

Prinsip – prinsip Pendekatan Keterampilan Proses
a.       Kemampuan mengamati
Pengamatan dilaksanakan dengan memanfaatkan seluruh panca indera yang mungkin bisasa digunakan untuk memperhatikan hal yang diamati, kemudian mecatat apa yang diamati, memilah – milah bagiannya berdasarkan kriteria tertentu, juga berdasarkan tujuan pengamatan, serta mengolah hasil pengamatan dan menuliskan hasilnya.
Contoh: siswa mengamati benda – benda yang berbentuk segi empat.

b.      Kemampuan menghitung
Kemampuan menghitung dalam pengertian yang luas, merupakan salah satu kemampuan yang penting dalam kehidupan sehari – hari. Dapat dikatakan bahwa dalam semua aktivitas kehidupan semua manusia memerlukan kemampuan ini.
Contoh: siswa menghitung keliling dan luas dari bangun segi empat.

c.       Kemampuan mengukur
Dalam pengertian yang luas, kemampuan mengukur sangat diperlukan dalam kehidupan sehari – hari. Dasar dari kegiatan ini adalah perbandingan.
Contoh: siswa mengukur panjang sisi – sisi bangun segi empat.

d.      Kemampuan mengklasifikasikan
Kemampuan mengklasifikasi merupakan kemampuan mengelompaokkan atau menggolongkan sesuatu yang berupa benda, fakta, informasi dan gagasan.
Contoh: siswa mengelompokkan benda – benda yang  berbentuk segi empat dan yang bukan segi empat.

e.       Kemampuan menemukan hubungan
Kemampuan ini merupakan kemampuan penting yang perlu dikuasai oleh siswa. Yang termasuk dalam kemampuan ini adalah fakta, informasi, gagasan, pendapat, ruang, dan waktu. Kesemuanya merupakan variabel untuk menentukan hubungan antar sikap dan tindakan yang sesuai.
Contoh: siswa menentukan waktu yang dibutuhkan oleh siswa lain yang dapat menempuh lintasan lapangan berbentuk persegi panjang dengan waktu tertentu.

f.       Kemampuan membuat prediksi (ramalan)
Ramalan yang dimaksud disini bukanlah sembarang perkiraan, melainkan perkiraan yang mempunyai dasar atau penalaran. Kemampuan membuat ramalan ini disebut juga kemampuan menyusun hipotesis.
Contoh: siswa meramalkan mana yang lebih besar hasil antara keliling persegi panjang dan keliling jajar genjang dengan panjang sisi yang sama. Siswa kemudian membuat hipotesis tentang rumus keliling persegi panjang dan keliling jajar genjang.

g.      Kemampuan melaksanakan penelitian
Dalam kehidupan sehari-hari penelitian merupakan kegiatan penyelidikan untuk menguji gagasan-gagasan melalui kegiatan eksperimen praktis.
Contoh: siswa melakukan percobaan untuk menemukan rumus keliling persegi.

h.      Kemampuan mengumpulkan dan menganalisis data
Dalam kemampuan ini siswa perlu menguasai bagaimana cara-cara mengumpulkan data dalam penelitian baik kualitatif maupun kuantitatif.
Contoh: siswa mengumpulkan data yang diperoleh dari percobaan, menganalisis data tersebut, dan membuat kesimpulan berupa rumus keliling persegi.

i.        Kemampuan menginterpretasikan data
Dalam kemampuan ini siswa perlu menginterpretasikan hasil yang diperoleh dan disajikan dalam bentuk table, diagram, grafik, atau histogram.
Contoh: siswa menginterpretasikan hubungan antara sisi-sisi dan keliling persegi dengan menggunakan grafik yang diperoleh dari percobaan.

j.        Kemampuan mengkomunikasikan hasil
Dalam kemampuan ini siswa siswa perlu dilatih untuk mengkomunikasikan hasil penemuannya kepada orang lain dalam bentuk laporan penelitian, paper atau karangan.
Contoh: siswa membuat laporan tentang hasil percobaan menentukan rumus keliling persegi.



Contoh Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam Pembelajaran Matematika
Uraian Kegiatan Pembelajaran
Prinsip Keterampilan Proses
Standar Kompetensi:


Kompetensi Dasar:


Indikator:


Materi Pokok:

Alat dan Bahan:


Metode: Diskusi Kelompok

Langkah – langkah Pembelajaran:
1.      Pendahuluan
a.       Mengkomunikasikan tujuan pembelajaran
b.      Melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi prasyarat, yaitu geometri
c.       Menjelaskan kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan siswa didalam kelompoknya
2.      Kegiatan Inti
a.       Siswa mengamati benda-benda yang terdapat didalam kelas
b.      Siswa mengelompokkan bangun-bangun datar yang termasuk segi empat dan yang bukan segi empat
c.       Siswa meramal dan membuat hipotesis tentang

d.      Siswa melakukan percobaan mengukur dan menghitung sisi-sisi yang bersesuaian dari setiap pasangan benda
e.       Siswa mengukur sisi-sisi pada masing-masing pasangan benda
f.       Siswa menghitung perbandingan panjang sisi yang bersesuaian dari masing-masing pasangan benda
g.       
h.      Siswa menentukan perbandingan antara
i.        Siswa membuat
j.        Berdasarkan tabel
3.      Penutup
a.       Marangkum hasil kegiatan
b.      Membri PR









Observasi
Klasifikasi

Meramal dan Membuat Hipotesis
Percobaan/Eksperimen

Mengukur

Menghitung







BAB III
PENUTUP

1.      KESIMPULAN

      Menurut Van Hielle tahap-tahap pemahan geometri ada lima yaitu : 1. Tahap Pengurutan, 2. Tahap Pengenalan, 3.Tahap Analisis, 4.Tahap Deduksi, 5.Tahap Keakuratan, Supaya anak dapat memahami geometri dengan pengertian, pembelajaran geometri harus disesuaikan dengan tahap berfikir anak. Jadi, jangan sekali – kali memberi pembelajaran materi yang sebenarnya berada diatas tahap berfikirnya. Selain itu, hindarilah siswa untuk menyesuaikan dirinya dengan tahap pembelajaran guru, tetapi yang terjadi harus sebaliknya. Selain itu juga pengurutan topik – topik geometri harus disesuaikan dengan tingkat kesukarannya.


2.      SARAN

      Guru harus bijak dan cerdas dalam menentukan metode ajar yang akan di ajarkan kepada siswanya. Ketika kegiatan proses belajar mengajar harus menyenangkan dan jangan terlalu monoton sehingga menjadi anak semakin jenuh dan bosan. Oleh karena itu peran gurulah yang harus kreatif dalam menentukan metode dan media yang tepat. Sehingga murid bisa menjadi lebih antusias dan semangat dalam belajar.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon saran dan masukannya agar blog ini dapat terus berkembang.