BAB
I
MASALAH-MASALAH
YANG DIALAMI SELAMA PELAKSANAAN PPL
A.
Penyusunan RPP
1. Penyusunan
RPP pertama
Permasalahan yang ditemukan dalam menyusun RPP ke 1 dalam
mata pelajaran PKN Kelas 4A tentang memahami struktur pemerintahan
kabupaten, kota, dan provinsi yaitu
dalam pemilihan indikator yang tepat dan penggunaan kata-kata operasional dalam indikator yang
belum termaktub di dalamnya. Dalam penyusunan kalimat
RPP yang sesuai dengan kegiatan
inti.
Dalam merumuskan penilaian yang sesuai dengan kegiatan pencapaian indikator melalui kegiatan “struktur pemerintahan
kabupaten, kota, dan provinsi”. Skenario pembelajaran yang dibuat belum terlalu
mencerminkan komunikasi antara guru dan siswa yang berorientasi pada siswa.
2. Penyusunan
RPP kedua
Permasalahan
yang ditemukan dalam menyusun RPP ke 2 dalam mata pelajaran Matematika
kelas 2A tentang “mengurutkan bilangan
sampai 500” Masih
ada kekurangan pada media yang dirancang dalam RPP tidak disesuaikan dengan
kondisi kelas.
3. Penyusunan RPP ketiga
Permasalahan yang ditemukan dalam menyusun RPP ke 3 dalam mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam kelas
6 tentang “
mengidentifikasi jenis tumbuhan yang mendekati kepunahan”. Masih ada kekurangan
di dalam penulisan indikator terhadap materi pembelajaran pada kegiatan inti.
Media yang dirancang sudah relevan dengan sasaran pada indikator.
4. Penyusunan RPP keempat
Permasalahan yang ditemukan dalam menyusun RPP ke 4 dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial kelas 3B tentang memahami lingkungan alam dan
buatan disekitar rumah.
Masih ada kekurangan pada media yang dirancang dalam RPP tidak disesuaikan
dengan kondisi kelas.
5. Penyusunan RPP kelima
Permasalahan tidak
ditemukan dalam menyusun RPP ke 5 dalam mata pelajaran B.
Indonesia kelas 5 mengindetifikasi unsur cerita (tokoh,
tema, latar, amanat). Karena sudah mendapat pengarahan dari pembuatan RPP
sebelumnya dari guru kelas .
6. Penyusunan
RPP keenam
Permasalahan tidak ditemukan dalam menyusun RPP Tematik ke 6 dalam mata
pelajaran B. Indonesia dan IPS kelas 2B tentang mendeskripsikan
isi puisi dan dokumen pribadi dan
keluarga,
karena sudah mendapat pengarahan dari pembuatan RPP sebelumnya dari guru kelas.
7. Penyusunan
RPP ketujuh
Permasalahan yang ditemukan
dalam menyusun RPP Tematik ke 7 dalam mata pelajaran Matematika, SBK dan PLBJ
kelas 2B tentang operasi penjumlahan
sampai 500, memaikan lagu “mengheningkan cipta” dengan alat musik ritmins dan
menjaga kebersihan lingkungan, yaitu didalam memahami materi yang ada di buku
paket dengan indikator yang kurang terkait sehingga mengalami kebingungan dalam menyusun kegiatan inti
dan membuat soal evaluasi dan lembar kerja siswa.
8. Penyusunan
RPP kedelapan
Permasalahan tidak
ditemukan dalam menyusun RPP Tematik ke 8 dalam mata
pelajaran matematika dan Pkn kelas 2B tentang operasi pengurangan
sampai 500 dan cinta
lingkungan, karena sudah mendapat pengarahan dari pembuatan
RPP sebelumnya dari guru kelas.
9. Penyusunan RPP kesembilan
permasalahan tidak ditemukan dalam menyusun RPP Tematik ke 9 dalam mata
pelajaran B. Indonesia dan IPA 2B tentang melengkapi cerita menjadi paragraf
dan benda cair. Karena sudah mendapat pengarahan dari pembuatan
RPP sebelumnya dari guru kelas.
10. Penyusunan RPP kesepuluh
permasalahan tidak ditemukan dalam menyusun RPP Tematik ke 10 dalam mata
pelajaran B. Indonesia dan Matematika 2B tentang menceritakan kegiatan sehari –
hari dan pengurangan dengan cara meminjam. karena sudah mendapat pengarahan
dari penyusunan RPP sebelumnya oleh guru kelas.
B.
Proses
penampilan
Proses penampilan dapat dikatakan tatap muka di
kelas, merupakan bagian terpenting dalam proses kegiatan belajar mengajar,
dimana terjadi interaksi atau hubungan timbal balik antara siswa dengan guru,
siswa dengan siswa atau antara siswa dengan materi. Proses penampilan ini,
membutuhkan kesiapan mental, kestabilan emosi dan menuntut penguasaan materi
serta kemampuan atau teknik penyampaian materi sehingga akan terciptanya
suasana belajar yang kondusif, edukatif, dan komunikatif. Dimana secara tidak
langsung siswa akan memperoleh waktu aktif belajar sesuai dengan perencanaan.
Pada saat proses penampilan di
kelas, kegiatan pembelajaran harus sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
telah disusun. Namun pada kenyataannya terkadang terjadi penyimpangan dari
rencana yang telah disusun. Meskipun RPP telah ada namun terkadang kegiatan
pembelajaran tidak sesuai dengan RPP yang telah disusun praktikan.Seiring
perkembangan zaman yang mempengaruhi sistem pendidikan kita sehingga pemerintah
membuat pembaharuan dalam Rencana Pembelajaran, yang disebut dengan RPP, dimana
RPP yang baru berbeda dengan RPP yang lama, misalnya di RPP yang baru pada
kegiatan inti harus dijabarkan kembali,meliputi Eksplorasi, Elaborasi, dan
Konfirmasi sedangkan RPP yang lama pada kegiatan inti tidak perlu dijabarkan
secara rinci bahkan lebih singkat dan simple.
Adapun
permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh praktikan pada saat proses belajar
mengajar berlangsung, yaitu:
1.
Penampilan mengajar pertama
Masalah yang dialami, pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung
mengajar didepan kelas, kurang di dalam penguasaan materi karena kurangnya
persiapan untuk menghadapi proses pembelajaran sehingga siswa kurang memahami apa yang disampaikan oleh
guru dan mengalami kesulitan dalam membuat peta konsep, media yang kurang jelas dan kurang menarik menyebabkan
siswa kurang termotivasi dalam kegiatan pembelajaran, karena siswa terlalu lama
dalam membuat peta konsep, pengalokasian waktu kurang dari apa yang ditargetkan guru, praktikan juga
kurang mampu mengkondisikan kelas dengan baik.
2. Penampilan
mengajar kedua
Penampilan
mengajar ke dua sudah baik, yaitu dalam menarik perhatian siswa, memotivasi
siswa dalam kegiatan pembelajaran, penguasaan materi sudah baik dan pengelolaan
kelas yang baik sehubungan dengan kelas yang dijadikan tempat proses KBM adalah
kelas 2
jadi tidak terlalu sulit dalam mengelola kelas.
Hanya saja ditemukan kekurangan karena penyusunan RPP yang kurang baik
sehingga ada yang tidak sesuai dengan aplikasi pada kegiatan pembelajaran
3.
Penampilan
mengajar ketiga
Masalah yang dialami pada pengajaran di
kelas 6 pada pelajaran IPA, masih ada kekurangan proses pembelajaran saat mengkondisikan kelas masih banyak yang berisik, jadi
saat guru sedang menjelaskan masih banyak yang mengobrol. Tetapi, pada saat menjelaskan dengan menggunakan
media siswa mulai memperhatikan. Siswapun berani bertanya dan maju ke depan pada saat guru menyuruh
siswa untuk menjelaskan gambar tumbuhan yang terncam punah.
4.
Penampilan
mengajar keempat
Masalah
yang dialami pada penampilan keempat yaitu dalam mengajar di kelas 3 pelajaran IPS. Guru kurang terampil dalam mengoperasikan media yang
ada karena media kurang menarik, sehingga siswa kurang mengerti tentang apa yang
dijelaskan guru melalui perantara media, yang menimbulkan anak-anak menjadi becanda. Tetapi ketika guru menerangkan secara langsung di
papan tulis tanpa media siswa memahami apa yang dijelaskan oleh guru.
5.
Penampilan
mengajar kelima
Pada
penampilan kelima tidak mengalami masalah saat mengajar di
kelas 5 pelajaran B. Indonesia tentang mengindetifikasi
unsur cerita (tokoh, tema, latar, amanat), karena guru sudah menguasai materi. Didalam kegiatan
pembelajaran sudah berjalan dengan baik karena dari menjelaskan materi siswa
semua mendengarkan dan banyak yang bertanya serta saat mengerjakan tugas kelompok
dan evaluasi siswa semua mengerjakan dengan baik dan tidak berisik.
6. Penampilan
mengajar keenam
Masalah yang
dialami, ketika awal menjadi guru
kelas 2
mengajar Tematik dalam
pelajaran B. Indonesia dan Matematika, tentang mendeskripsikan isi puisi dan dokumen pribadi dan keluarga.
Guru sudah
menguasai materi pembelajaran
tetapi kurang menguasai kelas karena baru yang pertama mengajar dikelas 2B,
saat menjelaskan materi terlalu cepat jadi waktupun masih banyak dan akhirnya
dibuat kuis sehingga
tercapai alokasi waktu sesuai dengan RPP
7. Penampilan
mengajar ketujuh
Pada penampilan ketujuh
ini saya mengajar Tematik dalam
pelajaran Matematiaka, SBK, PLBJ kelas 2B, hampir seluruh kegiatan pembelajaran
berjalan dengan baik, karena guru
sudah mulai bisa beradaptasi dengan kelas 2B terlihat dari cara guru menarik perhatian siswa
dalam kegiatan awal memberikan
yel-yel supaya siswa lebih semangat dalam proses pembelajar tersebut,
saat guru menjelaskan materi
yang menarik perhatian siswa dan guru juga pandai mengoperasikan media yang ada didalam kelas. Siswapun sudah mulai berani maju kedepan untuk mengerjakan soal
yang ada dipapan tulis dan memahami materi dengan baik, suasana
kelas sudah baik.
8. Penampilan
mengajar kedelapan
Pada penampilan
kedelapan ini saya mengajar
Tematik dalam pelajaran Matematika dan PKN kelas 2B hampir seluruh kegiatan pembelajaran
berjalan dengan baik, terlihat dari
cara guru menarik perhatian siswa dalam kegiatan awal, media yang menarik
perhatian siswa dan guru juga pandai mengoperasikan media. Siswapun memahami
materi dengan baik, suasana kelas sudah baik tetapi saat mengerjakan evaluasi siswa masih banyak yang
bertanya jadi gurupun menjelaskan lagi materi yang tadi sudah dijelaskan.
Setelah itu siswapun sudah mengerti dan melanjutkan untuk mengerjkan soal lagi.
9. Penampilan
mengajar kesembilan
Pada
penampilan kedelapan ini saya mengajar Tematik dalam pelajaran B. Indonesia dan
IPA kelas 2B hampir seluruh kegiatan pembelajaran
berjalan dengan baik, terlihat dari
cara guru menarik perhatian siswa dalam kegiatan awal, media yang digunakan sangat kongkrit dan
menarik perhatian siswa dan guru juga pandai mengoperasikan media. Siswapun
memahami materi dengan baik, suasana kelas
sudah baik.
10. Penampilan mengajar kesepuluh
Pada penampilan
kedelapan ini saya mengajar
Tematik dalam pelajaran B. Indonesia dan Matematika
kelas 2B
hampir seluruh kegiatan pembelajaran berjalan dengan baik, terlihat dari cara guru menarik perhatian siswa
dalam kegiatan awal, media yang menarik perhatian siswa dan guru juga pandai
mengoperasikan media. Siswapun memahami materi dengan baik.
C. Bimbingan belajar / ekstrakulikuler
Kegiatan
ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran biasa (Intrakurikuler)
tidak erat dengan pelajaran di sekolah. Program ini dilakukan di sekolah atau
di luar sekolah. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memperluas pengetahuan siswa,
menambah keterampilan, mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran,
menyalurkan bakat, minat, menunjang pencapaian intrakurikuler, serta melengkapi
usaha pembinaan manusia Indonesia
seutuhnya. Kegiatan ini dilakukan secara berkala pada waktu tertentu.
Kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan oleh
SDN DUKUH 08 Pagi meliputi Seni Tari, Pramuka, Marawis, Dokter Kecil, Futsal,
dan sebagainya. Kegiatan ekstrakurikuler ini ada yang diadakan ketika pelajaran
berlangsung dan ada pula setelah kegiatan belajar mengajar telah selesai.
Pramuka dilaksanakan pada hari Rabu
untuk kelas 1s/d kelas 6. Dalam kegiatan Seni Tari di sesuaikan dengan mata
pelajaran di setiap kelas yang termasuk dalam SBK. Kemudian marawis di adakan
setiap hari Jumat setelah shalat jumat yang dapat di ikuti oleh seluruh siswa
yang berminat mengikutinya. Ekstrakulikuler Futsal di adakan ketika sedang
diadakannya perlomban antar sekolah. Dokter kecil dilakukan ketika teman
sekolah ada yang sakit dan dokter kecil yang merawatnya bisa dikatakan sama
dengan UKS. Untuk itu, praktikan harus ikut berpartisipasi dalam kegiatan
ekstrakurikuler walaupun tidak
sepenuhnya ikut andil dalam setiap kegiatan tetapi saya sudah berusaha sebisa
mungkin untuk mengeksplor segala pegetahuan dan kemampuan yang dimiliki.
D.
Partisipasi
dalam Kehidupan Sekolah/Tempat Latihan
Selama
kegiatan PPL di SDN DUKUH 08 Pagi selain mengajar, praktikan dituntut untuk
dapat bersosialisasi dengan lingkungan sekolah, seperti bersosialisasi dengan
Kepala Sekolah, Staf Pengajar, dan hubungan dengan siswa. Para praktikan
sebagai calon tenaga pendidik berperan aktif dalam berbagai aktifitas yang ada
di sekolah, yaitu:
1. Mengikuti
Upacara
2. Apel
Pagi
3. Dan
sebagainya.
E.
Proses
Bimbingan
Untuk
kelancaran dan pencapaian tujuan PPL diperlukan adanya bimbingan dan arahan
dari semua pihak terutama pembimbing, selama kegiatan PPL ini, praktikan
dibimbing Dosen Pembimbing, Guru Pamong, Guru Bidang Studi, dan Kepala Sekolah.
1.
Dosen
Pembimbing
Proses
pembimbingan dengan dosen pembimbing tidak terlalu intensif. Hal ini terjadi
karena adanya masalah dalam pengaturan jadwal bimbingan yang kurang relevan.
Hal ini dapat dimaklumi karena rata-rata dosen pembimbing memiliki jadwal yang
cukup padat sehingga sulit untuk mengkompromokan waktu bimbingan.
Proses bimbingan dengan dosen pembimbing mengenai:
A.
Akademis
Mengikuti
aturan yang ada di sekolah tersebut,
terkait mengajar dan tidak mengajar, banyak bertanya, dan kedisiplinan.
B.
Non
Akademis
Pandai-pandai
membawa diri sebagai tamu, harus menegur guru terlebih dahulu, menjaga nama
baik UHAMKA, dan menjaga moral dengan baik.
2.
Guru
Pamong dan Guru Bidang Studi
Guru pamong dan guru bidang studi memiliki peran yang
sangat penting dalam membantu praktikan di sekolah. Kegiatan praktikan secara
intensif diberikan bimbingan langsung oleh guru pamong dan guru bidang studi
secara formal dan informal.Guru pamong dan guru bidang studi juga memberikan
masukan kepada praktikan tentang proses belajar mengajar di kelas yang telah
dilaksanakan setiap pertemuan.
Masalah-masalah yang dihadapi oleh praktikan, yaitu:
A. Situasi,
kondisi siswa dan sekolah
B.
Menanyakan
dan mendiskusikan bahan ajar yang ingin diajarkan nanti oleh praktikan sebelum
proses pembelajaran berlangsung dan yang belum dimengerti.
3.
Kepala
Sekolah
Kepala sekolah adalah seseorang yang bertanggung jawab
atas keberadaan mahasiswa praktikan di suatu sekolah. Mahasiswa PPL dapat memperjuangkan hak-haknya yang harus
diterima. Mengenai tugas dan wewenang dari kepala sekolah, sudah jelas. Tetapi
untuk mengetahui lebih jauh tentang tugas dan wewenang dari kepala sekolah,
beliau tidak hanya mengurusi mahasiswa praktikan saja, tetapi mengurusi
masalah-masalah lain yang berhubungan dengan sekolah sehingga kemungkinan untuk
bertemu beliau sangat kecil, dengan demikian sudah jelas untuk mengetahui
tentang tugas beliau akan terhambat.
BAB II
FAKTOR PENYEBAB DARI MASALAH
YANG DIALAMI
Banyak faktor yang menyebabkan timbulnya masalah dalam
proses pelaksanaan PPL. Faktor-faktor tersebut muncul sebagai akibat dari
keterbatasan kemampuan praktikan yang dimilikinya. Akibatnya diperlukan usaha
kompromisasi untuk mengatasi kekurangan-kekurangan tersebut. Beberapa masalah
serta kesulitan yang dihadapi penulis selama menjadi praktikan di SDN DUKUH 08
Pagi diakibatkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
A.
Penyusunan
RPP
1.
Perbedaan persepsi dalam merealisasikan
satuan pelajaran dan rencana pembelajaran di SDN DUKUH 08 Pagi dengan yang
diperoleh praktikan dibangku kuliah, misalnya dalam pembuatan RPP, disekolah
tersebut menggunakan RPP yang baru di mana pada kegiatan inti mencakup
Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi dan ada juga yang masih menggunakan RPP
yang sudah lama dan ada perbedaan penggunaan RPP di tiap kelas karena setiap
guru memiliki pendapat yang berbeda tetang RPP contohnya pada pembuatan RPP di
kelas 5 guru menginginkan RPP sesuai yang dia inginkan sehingga praktikan
mengalami kesulitan dalam pembuatan RPP. Untuk memperbakinya praktikan mengikuti
apa yang guru kelas itu inginkan dalam pembuatan RPP.
2.
Skenario
yang disusun kurang berdasarkan alokasi waktu yang proporsional.
3.
Kesulitan
dalam penyusunan RPP Tematik bagi kelas rendah, karena harus mengaitkan antara
Mata Pelajaran yang ingin diajarkan dengan Mata Pelajaran yang digabungkan
sesuai dengan Tema, seperti Lingkungan, Keluarga, Diri Sendiri, Pengalaman, dan
sebagainya.
4.
Kurang
teliti dalam pengunaan kalimat untuk membuat Soal Evaluasi untuk kelas rendah
sehingga siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal..
5. Kecerobohan
pada awal mengajar sehingga hasil tidak maksimal.
B.
Proses
Penampilan
Faktor penyebab dari
masalah-masalah yang dialami praktikan selama proses penampilan di kelas antara
lain:
1.
Pada awal mengajar kurang terkonsep dengan
baik, karena timbul rasa canggung dan grogi saat berhadapan dengan para siswa
didepan kelas sehingga semua konsep yang sudah direncanakan tidak sesuai dengan
harapan praktikan.
2.
Kurangnya rasa percaya diri.
3.
Pada awal mengajar sulit mengontrol
emosi, karena ada beberapa siswa yang hiper sehingga sulit dikendalikan.
4.
Belum memahami situasi, kondisi, dan
karakter siswa yang sebenarnya untuk menentukan pendekatan metode apa yang
cocok untuk digunakan di kelas agar proses belajar mengajar bisa berjalan
optimal.
5.
Kurangnya
pengalaman praktikan tampil di depan kelas. Praktikan hanya didasari oleh
pengalaman Micro Teaching pada mata kuliah Pra PPL.
6.
Persiapan
untuk setiap penampilan tidaklah sama, terkadang praktikan merasa siap dan
bersemangat tetapi dilain waktu praktikan merasa tidak kurang siap dan kurang
semangat.
C.
Bimbingan
Belajar/Ekstrakurikuler
Permasalahan yang
dialami praktikan untuk membimbing kegiatan ekstrakurikuler
disebabkan:
1.
Waktu dan Kegiatan
Pengaturan jadwal
kegiatan ekstrakurikuler yang ada di DUKUH 08 Pagi tentang masalah adanya
kegiatan yang diadakan ketika perlombaan telah ada, bukan kegiatan rutin
sekolah seperti Futsal, Praktikan tidak bisa ikut dalam kediatan
tersebut. Penampilan
seni tari di adakan setelah senam pagi pada hari Kamis untuk beberapa kelas
secara bergilir tampil di lapangan, Hari Rabu Pramuka untuk kelas dari kelas 1
s/d 6. Pada setiap hari Jumat diadakan Murotal (Pengajian) dari kelas 1s/d 6
guna menunjang bimbingan rohani pada siswa.
2.
Kurangnya pengetahuan dan pengalaman
tentang kegiatan yang dilakukan, misalnya Kegiatan Seni Tari.
3.
Minat dan Kemampuan
Tidak semua praktikan
memiliki minat yang sama untuk semua jenis kegiatan dan yang terpenting adalah
kemampuan praktikan di bidang tersebut.
D.
Partisipasi
dalam Kehidupan Sekolah/Tempat Latihan
Praktikan tidak mengalami kesulitan yang terlalu besar
dalam hal partisipasi dengan lingkungan sekolah. Hal ini tercapai karena adanya
kerja sama, bantuan dan dorongan dari pihak sekolah. Pengaturan jadwal yang
tepat untuk setiap praktikan sangat membantu dalam melaksanakan setiap
kegiatannya dengan baik sehingga praktikan dapat mengikuti dan berpartisipasi
dalam kehidupan sekolah.
Permasalahan yang timbul hanyalah dari pihak praktikan
karena kurangnya pengalaman dan pengetahuan. Untuk kegiatan seperti Seni Tari
dan Pramuka ada pelatihnya sendiri, tetapi ketka dalam pelajaran SBK praktikan
hanya dapat membantu sedikit untuk tarian yang sering ditampilkan pada hari
kamis. Untuk itu, walaupun tidak sepenuhnya
praktikan ikut andil setiap kegiatan tetapi praktikan sudah berusaha sebisa
mungkin untuk berperan aktif dalam setiap kegiatan.
E.
Proses
Bimbingan
Proses
bimbingan dengan dosen pembimbing tidak berlangsung secara rutin dan intensif
disebabkan oleh jadwal praktikan dan dosen pembimbing tidak ditetapkan. Proses
bimbingan tersebut mengalami masalah oleh praktikan tetapi proses bimbingan
dengan Kepala Sekolah, Guru Pamong, dan Guru Kelas tidak mengalami masalah
karena praktikan selalu dapat berkomunikasi dan melakukan bimbingan kapan saja
sehingga walaupun tidak secara formal dalam waktu yang lama, proses bimbingan
tetap dapat dilakukan.
BAB
III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH
Setiap
penulis mengidentifikasi masalah dan faktor penyebabnya, maka berbagai upaya
dilakukan untuk menanggulangi permasalahan. Dalam upaya menanggulangi
permasalahan, praktikan melakukan segala upaya walaupun pada pelaksanaannya
masih terdapat kekurangan yang perlu diperbaiki. Berikut upaya yang praktikan
lakukan untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi:
A.
Penyusunan
RPP
Berkaitan
dengan masalah yang dialami praktikan dalam penyusunan RPP, praktikan berusaha
untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan dalam penulisan dan pembuatan RPP.
Adapun usaha-usaha yang dilakukan praktikan antara lain:
1.
Banyak berlatih dan belajar dari
kesalahan untuk menjadi lebih baik.
2.
Lebih teliti dalam membuat RPP agar
dalam pembuatan RPP tersusun secara sistematika, mulai dari Standar Kompetensi
(SK) sampai Penilaian.
3.
Seiring dengan perkembangan zaman yang
mempengaruhi Sistem Pendidikan sehingga pemerintah membuat pembaharuan didalam
program pembelajaran yang disebut dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), di mana RPP yang baru pada kegiatan inti terdapat Elaborasi, Eksplorasi,
dan Konfirmasi. Hal ini bertujuan agar didalam setiap kegiatan pembelajaran,
mulai dari kegiatan awal sampai akhir harus terinci dan tersusun untuk
memperoleh hasil pencapaian yang maksimal. Namun pada intinya, baik RPP yang baru maupun yang
lama sama. Jadi praktikan
harus belajar dan cermati lagi dengan RPP tersebut.
4.
Berlatih
dan teliti dalam membuat RPP Tematik agar tidak terkecoh dalam mengaitkan mata
pelajaran yang ingin diajarkan dengan mata palajaran yang digabungkan sesuai
dengan Tema yang ada.
5.
Teliti
dalam menentukan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada
pembelajaran Tematik sehingga sesuai dengan materi yang ingin diajarkan.
6.
Didalam
membuat Soal Evaluasi, agar diperhatikan dan teliti untuk penggunaan kalimat
sehingga mudah dipahami dan dicerna siswa.
7.
Berkonsultasi
dengan Dosen Pembimbing, Kepala Sekolah, dan Guru Pamong maupun Guru Kelas
mengenai format RPP menurut kurikulum yang baru.
8.
Mempelajari
secara lebih mendalam mengenai cara pembuatan rencana pembelajaran yang baik
dari berbagai sumber rujukan yang relevan.
9.
Dalam
pengalokasian waktu disesuaikan dengan jam pelajaran yang disediakan, sedangkan
materinya sesuaikan dengan waktu yang ada berdasarkan sub pokok bahasan yang
akan diajarkan.
10. Optimalisasi
fasilitas yang tersedia untuk digunakan sebagai media pembelajaran.
11. Berdiskusi
dengan Rekan-rekan PPL yang lain, terutama untuk membahas pembuatan dan
penyusunan RPP.
12. Dalam
penyusunan RPP pertama dijadikan sebagai bahan pembelajaran untuk penyusunan
RPP selanjutnya agar tidak terjadi kesalahan dan sesuai dengan kenyataan pada
saat melakukan proses belajar mengajar di kelas.
B.
Proses
Penampilan
Masalah
saat proses penampilan merupakan masalah yang paling dominan, mengingat
penampilan memakan waktu yang lebih banyak dibandingkan kegiatan lain. Untuk
mengatasi permasalahan dalam proses penampilan, praktikan melakukan berbagai
upaya sebagai berikut:
1.
Berkonsultasi dengan dosen pembimbing,
guru pamong, dan guru bidang studi mengenai bagaimana cara mengatasi siswa.
2.
Melakukan persiapan materi sebelum
tampil, baik melalui membaca buku ataupun sumber lainnya serta berdiskusi
dengan praktikan lain yang mengajar mata pelajaran yang berbeda.
3.
Mencoba mendekati siswa dan lebih
memperhatikan mereka sehingga dapat lebih menghargai praktikan.
4.
Lebih menjiwai dalam mengajar, agar
penjiwaan sebagai calon guru terpancar dan tertanam dalam diri, mulai dari
kegiatan PPL yang telah dilakukan sampai nanti menjadi seorang guru.
5.
Menumbuhkan rasa percaya diri yang kuat,
bahwa kita bisa dan mampu untuk menjadi seorang pengajar (Guru) yang
professional.
6.
Mau belajar dari kesalahan karena dari
kesalahanlah seseorang dapat menjadi lebih baik, asal didasari dengan niat dan
kemauan dalam diri.
7.
Selalu bersabar, ikhlas, dan mampu
mengontrol emosi pada peserta didik.
8.
Bersikap
tenang dan berusaha memberikan variasi metode mengajar.
9.
Mengkombinasikan
antara teori dan praktikum sehingga siswa tidak jenuh dalam kegiata
pembelajaran.
10. Menegur
siswa yang tidak memperhatikan secara baik-baik serta memberikan perhatian
khusus pada siswa tersebut.
C.
Bimbingan
Belajar/Ekstrakurikuler
Kegiatan
ekstrakurikuler pada dasarnya dilaksanakan dengan tujuan untuk menunjang
kegiatan kurikuler dan untuk meningkatkan kepribadian serta penyaluran bakat
dan minat serta keterampilan peserta didik. Kegiatan ini penting untuk
memberikan pengayaan, kemampuan dan pengalaman bagi peserta didik di luar tugas
utamanya belajar di kelas. Keberhasilan program ekstrakurikuler tidak lepas
dari peranan berbagai pihak baik guru, peserta didik dan masyarakat. Oleh
karena itu, bimbingan praktikan sangat diharapkan, dengan jiwa dan semangat
mudanya praktikan mampu memberikan motivasi bagi pengembangan minat dan bakat peserta didik.
D.
Partisipasi
dalam Kehidupan Sekolah/Tempat Latihan
Upaya-upaya
yang dilakukan praktikan untuk mengatasi kendala-kendala pada partisipasi dalam
kehidupan sekolah ini adalah:
1.
Melakukan adaptasi dengan tata aturan
dan kebiasaan yang ada di SDN DUKUH 08 Pagi.
2.
Meluangkan waktu untuk ikut terlibat
dalam kegiatan-kegiatan yang ada di SDN DUKUH 08 Pagi.
3.
Berusaha menepati jadwal aktivitas di
sekolah yang telah disepakati.
4.
Berusaha bersosialisasi dengan siapapun
yang ada di lingkungan SDN DUKUH 08 Pagi.
5.
Memberikan contoh yang baik pada semua
siswa.
6.
Berusaha memposisikan diri pada saat
jadi guru dan sekaligus menjadi teman curhat, apabila ada siswa yang mengalami
masalah baik formal maupun non formal.
E.
Proses
Bimbingan
Pihak
yang terlibat secara langsung dan intensif membimbing praktikan adalah guru
pamong dan guru bidang studi. Mereka memiliki peran sebagai pembimbing,
pengarah, dan sekaligus memberikan evaluasi bagi praktikan harus senantiasa
berhubungan secara langsung, intensif, dan interaktif. Baik proses bimbingan
yang menyangkut formal satuan pelajaran dan rencana pembelajaran, bimbingan
untuk kegiatan penampilan, atau partisipasi dalam kegiatan bimbingan ekstrakurikuler.
Upaya yang dilakukan
untuk mengoptimalkan bimbingan yakni dengan:
1.
Membuat
kesepakatan untuk melakukan bimbingan, dengan menentukan jadwal. Baik
untuk jadwal bimbingan formal maupun non formal.
2.
Berperan
aktif dan proaktif melakukan bimbingan. Semua yang disepakati untuk dikerjakan
oleh pembimbing dilaksanakan dengan dan tepat waktu.
Sedangkan untuk permasalahan yang berhubungan dengan
Kepala Sekolah dan Dosen Pembimbing, upaya yang dilakukan dengan melakukan
inisiatif sendiri untuk menghubungi Kepala Sekolah dan Dosen Pembimbing untuk
bimbingan.Dengan demikian proses bimbingan akan tetap berjalan dengan Lancar.
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
A.
Kesimpulan
Dengan adanya PPL yang selama ini saya laksanakan di SDN SN Dukuh 08 pagi banyak sekali ilmu dan pengalaman yang berharga yang tidak didapat dari
bangku kuliah sebelumnya, Karena
ketika di bangku kuliah kami hanya mendapatkan teori yang belu terealisasikan
dalam kegiatan pembelajaran sesungguhnya. Saya juga mendapatkan pengalaman
tentang cara membuat RPP yang sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang akan di
ajarkan.
Kegiatan tersebut membuat saya
lebih tahu tentang dunia pendidikan serta penanganan-penanganan dalam membimbing dan membina anak
secara langsung, sehingga saya mendapatkan gambaran untuk menangani siswa dengan
berbagai macam karakter yang berbeda-beda.
B.
Saran
1.
Untuk
SDN DUKUH 08 Pagi
a. Tetap
menjaga prestasi kerja serta mempertahankannya sebaik mungkin, karena
mempertahankan prestasi kerja merupakan beban berat bagi suatu lembaga
pendidikan formal yang cukup ternama.
b. Tetap
berpedoman pada sikap terbuka dan bekerja sama dengan pihak-pihak yang ingin
membina pengalaman atau mempelajari kemajuan yang telah dicapai hingga saat
ini.
c. Guna
menghasilkan alumni lulusan SDN DUKUH 08 pagi yang berpotensi, maka
kedisiplinan dan kepemimpinan agar tetap dipertahankan dan ditingkatkan, begitu
pula bagi seluruh personil sekolah.
2.
Untuk
Pembimbing
a. Partisipasi
pihak UHAMKA dengan pihak sekolah selama praktikan melaksanakan PPL diharapkan
lebih ditingkatkan.
b. Pembekalan
kiranya lebih intensif dan ditingkatkan, karena selama ini pembekalan yang
diberikan pihak UHAMKA kurang bisa dirasakan manfaatnya dalam mempersiapkan
diri untuk melaksanakan kegiatan PPL.
c. Adanya
hubungan lisan maupun tertulis antara pihak UHAMKA dengan sekolah yang
bersangkutan maupun dengan mahasiswa PPL, hubungan dan komunikasi rutin akan
menambah suksesnya pelaksanan yang lebih baik.
d. Hendaknya
dosen pembimbing lebih sering memonitor sehingga komunikasi akan memperlancar
dalam menghadapi kesulitan dengan pemecahan secara periodik dalam meningkatkan
mutu mahasiswa PPL UHAMKA.
3.
Untuk
Pihak Praktikan
a. Harus
selalu mengkonsultasikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi kepada kepala
sekolah, guru pamong, guru bidang studi dan dosen pembimbing ataupun kepada
guru-guru dan semua pihak yang menjadi tata laksana sekolah.
b. Harus
mempunyai kepercayaan diri dan tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan
proses belajar mengajar.
c. Harus
mempersiapkan dengan baik materi pelajaran dengan perencanaan yang benar-benar
matang dan diperhitungkan sebelum memulai melaksanakan proses belajar mengajar.
d. Dibutuhkan
kesabaran, keterampilan, kemampuan, kesadaran dan tanggung jawab terhadap tugas
yang diberikan.
e. Harus
bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah, pimpinan sekolah, staf guru maupun
dengan para siswa dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Mohon saran dan masukannya agar blog ini dapat terus berkembang.